Muhammad Yusuf

Saat terjatuh, ingatkan pada diri ini bahwa kita pernah berdiri.

Muhammad Yusuf

Saat putus asa melanda ingat senyum orang orang tercinta yang selalu mengharap kita tetap tegar dan terus maju.

Muhammad Yusuf

Dari ulat bulu tuhan jadikan kupu kupu. Maka tak sulit bagi tuhan untuk menjadikan kesulitan menjadi awal dari kemudahan.

Muhammad Yusuf

Jangan bersedih, kaulah terindah yang tercipta di dunia, kaulah teristimewa yang pernah terlahir kedunia.

Muhammad Yusuf

aku memohon kebaikan atas rasa yang telah Engkau beri,Karena yakinku apapun yang tercipta pasti ada tujuannya.

Minggu, 31 Juli 2016

Biarlah mereka berkata apa

Kala hati mulai merindu terkadang menyisakan duka dikalbu. Kala kepesimisan orang mulai mencoba menggoyahkan totalitas usaha dan keyakinan sering kali menorehkan kepedihan.

Sedih terkadang menjadi santapan yang tak terelakkan walau keyakinan sekuat batu karang. Namun kepesimisan mereka menghujam deras tak berkesudahan, Tak kenal batas dan tak kenal waktu.

Tidak ada alasan merubah haluan, biarlah mereka mengatakan apa yang terpenting tetap mencoba untuk selalu berdamai dengan hati atas apa apa yang Allah tetapkan untuk kita dan selalu meyakinkan diri kalaulah semua yang hadir atau pergi memiliki masa dan waktunya masing-masing.

Tak perlu risau atas apa yang diragukan oleh orang dan tak perlu terlalu berduka atas apa yang dicibirkan oleh orang. Teruslah melangkah karena susah sedih, senang bahagia hadir dan dihadirkan untuk saling melengkapi dan menyempurnakan. Pahamilah yang terpenting bukan cepat atau lambatnya tapi tetap pada waktu yang Allah telah tuliskan.

Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik untuk mu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui” (Q.s. Al Baqoroh [2]: 216). Tidak ada yang sia sia, karena stiap usaha pasti ada hasil, setiap kejadian pasti ada hikmahnya, dan setiap kesedihan dihadirkan pasti ada tujuannya. kesedihan dan kebahagiaan ibarat siang dan malam yang tak mungkin bisa dipisahkan taupun digantikan. Keduanya memiliki masa dan waktu yang tak mungkin bias diminta untuk diperlambat ataupun dipercepat.

Janganlah bersedih bisa jadi Allah menginginkan agar dirimu dewasa secara lahir dan batin terlebih dahulu, sehingga kelak engkau layak melahirkan orang-orang yang berkualitas. Bukankah Fatimah r.a sebagai wanita penghulu surga dilahirkan dari Rahim seorang ibu yang menikah diusianya yang ke 40 tahun, begitu pula usamah bin zaid r.a panglima perang yang masih muda belia yang dipercaya oleh Rasulallah untuk menjadi pemimpin para sahabat senior dilahirkan oleh seorang ibu yang menikahnya diusia yang ke 50 tahun?

Janganlah bersedih hati karena terlambat datangnya, gembirakanlah hatimu karena boleh jadi memang engkau sedang dipersiapkan oleh Allah menjadi orang orang seperti Khotijah ataupun ummu aiman ibunda usamah bin Zaid yang melahirkan orang-orang pilihan.

Sabtu, 30 Juli 2016

Latahzan innallaha ma'ana

Janganlah kamu bersedih, sesungguhnya Allah selalu bersama kita” (QS.At Taubah : 40). Kalau Allah pemilik diri ini, tempat diri ini kembali, tempat untuk mengadu dan tempat untuk bersandar melarang kita bersedih, terus kenapa musti bersedih.

Sedih, suka ataupun duka Allah yang memberikan, maka tempat semua kembali pasti pada Allah juga. Tidak perlu terlarut dalam kesedihan, karena waktu ini terlalu singkat untuk kita lalui dalam kesedihan. Bukankah kita telah mempunyai Islam sebagai agama kita? Bukankah kita mempunyai Rasulullah sebagai panutan kita? Dan bukankah kita mempunyai Allah sebagai penolong kita?

Dari-Nyalah kesedihan berasal maka kepada-Nyalah selayaknya meminta pertolongan. Tidak akan pernah ada lautan tanpa pesirir, siang tanpa malam, Semua yang hadir pasti akan pergi, yang tua pasti akan mati. Tiada keabadian didunia ini, semua ada batasan, semua ada waktu seperti halnya shalat lima waktu. Kalaulah hari ini kita bersedih maka esok akan ada bahagia. “Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Alam Nasyroh: 5). Dua kali Allah mengulangnya dalam Al Qur’an. Kalaulah begitu kenapa kita musti bersedih hati? Tidak yakinkah akan ada kemudahan sesudah kesulitan yang Allah janjikan? Allah tidak pernah ingkar janji, dan semua pasti akan ditepati. Maka bersabarlah kamu, karena sesungguhnya janji Allah itu benar, dan mohonlah ampunan untuk dosamu dan bertasbihlah seraya memuji Tuhanmu pada waktu petang dan pagi. (QS. Ghaafir. 55)

Hanya kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihan (QS Yusuf : 86). Wahai Tuhanku, kepadaMu aku mengadukan lemahnya kekuatanku, sempitnya ikhtiarku dan hinanya aku di mata manusia. Wahai Tuhan, Engkau yang lebih pengasih dari semua pengasih, Engkau pelindung orang-orang yang lemah dan Engkaulah Tuhanku. Kepada siapakah Engkau menyerahkan diriku ini?. Kepada yang jauh dan menghadapiku dengan muka masam, atau kepada musuh yang membenciku ?. Kalau Engkau tiada murka kepadaku, tiadalah mengapa. Tetapi maaf-Mulah yang sangat aku dambakan. Aku berlindung di bawah nur (cahaya)Mu yang menerangi semua kegelapan, dan dengan cahaya itulah urusan dunia dan akhirat akan menjadi baik, janganlah kiranya Kau turunkan murkaMu kepadaku. Demi Engkaulah aku rela dihinakan, asal Kau masih rida padaku. Tiada daya upaya, dan tiada kekuatan, kecuali dariMu. (Ath-Thabrani, Ibnu Adi dan Ibnu Asakir).

Cukup bagiku cintamu Ya Allah, aku ridha akan ketetapan-Mu baik suka atau duka. Aku rela terhadap apapun yang engkau berikan, dan aku rela terhadap apapun yang engkau ambil setelah engkau berikan.