Minggu, 07 Juni 2015

Sesuatu yang sudah ditakdirkan menjadi hak kita, pasti akan menjadi milik kita.

Sesuatu yang sudah ditakdirkan menjadi hak kita, pasti akan menjadi milik kita. Sesuatu yang sudah ditetapkan untuk kita, pasti tidak akan dibiarkan oleh Allah untuk menjadi milik orang lain. Semua akan kembali pada pemiliknya baik cepat ataupun lambat.

Sedetik pun matahari tidak pernah beralih menjadi milik malam karena memang Allah telah menetapkan bahwa ia hanya hadir diwaktu siang. Tidak akan ada yang bisa merubah apa-apa yang telah di tetapkan Allah, tidak ada yang bisa menggagalkannya juga walau seluruh isi alam bersatu untuk menghadangnya dan menggagalkannya.

Dari Abu Abdirrahman Abdullah bin Mas’ud radhiallahu ‘anhu, dia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda kepada kami, dan beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang benar (ucapannya) dan dibenarkan, “Sesungguhnya (materi) penciptaan salah seorang dari kalian (manusia) dikumpulkan (oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala) dalam rahim ibunya selama empat puluh hari, berupa nuthfah (air mani laki-laki dan wanita yang telah bercampur), kemudian nuthfah tersebut (berubah) menjadi ‘alaqah (segumpal darah beku yang menempel pada rahim) selama empat puluh hari (berikutnya), kemudian ‘alaqah tersebut (berubah) menjadi mudhgah (segumpal daging) selama empat puluh hari (berikutnya), lalu diutus padanya malaikat yang kemudian meniupkan ruh padanya, dan malaikat itu diperintahkan untuk menuliskan empat kalimat (ketentuan yang telah ditetapkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala baginya, yaitu): rezeki, ajal, amal perbuatan dan (apakah kemudian hari dia termasuk) orang yang celaka (masuk neraka) atau orang yang berbahagia (masuk surga). Maka demi Allah yang tidak ada sesembahan yang benar kecuali Dia, sungguh salah seorang dari kamu benar-benar ada yang beramal dengan amalan orang-orang yang akan masuk surga, sampai-sampai jarak yang memisahkan antara dirinya dan surga hanya (tinggal) satu hasta (sangat dekat sekali), akan tetapi ketentuan (yang telah Allah Subhanahu wa Ta’ala tetapkan baginya) mendahuluinya, maka (di akhir hidupnya) dia melakukan perbuatan orang-orang yang akan masuk neraka (maksiat), sehingga dia pun masuk neraka. Dan (sebaliknya) sungguh salah seorang dari kamu benar-benar ada yang melakukan perbuatan orang-orang yang akan masuk neraka, sampai-sampai jarak yang memisahkan antara dirinya dan neraka hanya (tinggal) satu hasta (sangat dekat sekali), akan tetapi ketentuan (yang telah Allah Subhanahu wa Ta’ala tetapkan baginya) telah mendahuluinya, maka (di akhir hidupnya) dia melakukan amalan orang-orang yang akan masuk surga, sehingga dia pun masuk surga”. (Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim)

Kalaulah hal itu tidak diperuntukkan untuk kita, sekuat apapun tenaga telah dicurahkan tetap saja tidak akan menjadi milik kita. Kalaulah hal itu tidak diperuntukkan untuk kita, sebanyak apapun peluang dan kesempatan terhampar, tetap saja tidak akan membuat hal itu menjadi milik kita.

Kalaulah hal itu memang milik kita dan diperuntukkan untuk kita maka sesulit apapun jalannya, semustahil apapun hal itu terasa, tetap semua akan bermuara pada kita dan kembali pada kita karena kitalah pemiliknya dan Kalaulah kita pemiliknya walaupun sekarang kita berbeda jalan, berjauhan jarak, berhamburan  hambatan maka akhir dari semuanya pasti kita akan ditemukan. Dari Allah kita berasal dan kepada NYA lah kita kembali. Dari Allahlah semua yang hilir mudik baik rasa, suka ataupun duka di hidup ini maka kepadanyah kita kembalikan semua yang hilir mudik dihidup ini.

0 komentar:

Posting Komentar