Muhammad Yusuf

Saat terjatuh, ingatkan pada diri ini bahwa kita pernah berdiri.

Muhammad Yusuf

Saat putus asa melanda ingat senyum orang orang tercinta yang selalu mengharap kita tetap tegar dan terus maju.

Muhammad Yusuf

Dari ulat bulu tuhan jadikan kupu kupu. Maka tak sulit bagi tuhan untuk menjadikan kesulitan menjadi awal dari kemudahan.

Muhammad Yusuf

Jangan bersedih, kaulah terindah yang tercipta di dunia, kaulah teristimewa yang pernah terlahir kedunia.

Muhammad Yusuf

aku memohon kebaikan atas rasa yang telah Engkau beri,Karena yakinku apapun yang tercipta pasti ada tujuannya.

Sabtu, 04 April 2015

Allah dan rasulnya tidak pernah menyuruh kita hanya hidup untuk hari ini.

Bagaimana mungkin petani mau menanam padi kalau mereka tidak memiliki harapan untuk menuai padi. Bagaimna manusia mau beribadah dengan baik kalau kita tidak diberi ahrapan akan cinta tuhan dan surganya. Bagaimna kita mau bersusah payang belajar kalau kita tidak memiliki harapan untuk hari esok.

Adakah perjuangan dilakukan tanpa harapan untuk kebaikan di hari esok? Adakah orang mau berusaha untuk tetap menjaga hidup sehat jikalau dia  tidak memiliki harapan untuk sehat? Adakah seseorang ulama mau menuliskan ilmu jika dia tidak memiliki harapan akan mendapatkan manfaat di hari esok.

Bukankah Ketika Rasul saw dan para sahabat sedang menggali parit, terdapat bongkahan batu yang sulit dipecahkan. Sehingga Rasul saw turun langsung untuk memecahkan batu tersebut. Pukulan Rasul saw memercikkan api dan waktu itu beliau mengucapkan subhanallah. Kejadian tersebut berulang sampai tiga kali. Kemudian Rasulullah saw menceritakan kepada sahabat bahwa tatkala muncul percikan api, terpancar gambaran istana Persia disusul istana romawi dan istana mauqaqis. Beliau mengatakan sebentar lagi istana Persia akan menjadi milik kita, istana romawi akan kita kuasai dan istana mauqaqis akan kita miliki. Ucapan tersebut disambut dengan gembira oleh para sahabat. 

Dalam keaadan yang berbeda yaitu pada saat Seraya berdoa Nabi pun mengangkat kepalanya dan tiba-tiba Malaikat Jibril as. memanggil Nabi dan berkata, “Sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan dan jawapan kaummu terhadapmu, dan Allah telah mengutus Malaikat penjaga gunung untuk engkau perintahkan kemahuanmu”.

Kemudian Malaikat penjaga gunung datang, mengucap salam dan berkata kepada Nabi Muhammad, “Wahai Muhammad! Sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan kaummu terhadapmu. Aku adalah Malaikat penjaga gunung, dan Rabb-mu telah mengutusku kepadamu untuk engkau perintahkan sesukamu, jika engkau suka, aku bisa membalikkan gunung Akhsyabin ini ke atas mereka”.

Lalu Nabi Muhammad menjawab, “Jangan! Tetapi aku menginginkan semoga Allah berkenan mengeluarkan dari anak keturunan mereka generasi yang menyembah Allah semata-mata, dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun”. (Bukankah ini pengharapan rasulallah untuk hari esok).

Kalau hanya hidup untuk hari ini yang harus dijalani maka surga atau neraka pasti tidak diciptakan untuk umat manusia. kalau hanya untuk hidup hari ini pasti tidak ada firman allah : sesudah kesulutan ada kemudahan.

Tidak hanya hari ini kita hidup dan tidak juga untuk hari ini saja kita hidup. Memang hari ini hari nyata kita esok itu fatamorgana. Namun begitu kejadian hari ini adalah hasil dari usaha yang kita lakukan kemaren dan kejadi esok adalah hasil dari apa yang kita usahakan sekarang. Jika kita menginginkan kebaikan dihari esok maka usahakan kebaikan dari sekarang.