Bagaimana mungkin petani
mau menanam padi kalau mereka tidak memiliki harapan untuk menuai padi.
Bagaimna manusia mau beribadah dengan baik kalau kita tidak diberi ahrapan akan
cinta tuhan dan surganya. Bagaimna kita mau bersusah payang belajar kalau kita
tidak memiliki harapan untuk hari esok.
Adakah perjuangan
dilakukan tanpa harapan untuk kebaikan di hari esok? Adakah orang mau berusaha
untuk tetap menjaga hidup sehat jikalau dia
tidak memiliki harapan untuk sehat? Adakah seseorang ulama mau
menuliskan ilmu jika dia tidak memiliki harapan akan mendapatkan manfaat di
hari esok.
Bukankah Ketika Rasul
saw dan para sahabat sedang menggali parit, terdapat bongkahan batu yang sulit
dipecahkan. Sehingga Rasul saw turun langsung untuk memecahkan batu tersebut.
Pukulan Rasul saw memercikkan api dan waktu itu beliau mengucapkan subhanallah.
Kejadian tersebut berulang sampai tiga kali. Kemudian Rasulullah saw
menceritakan kepada sahabat bahwa tatkala muncul percikan api, terpancar
gambaran istana Persia disusul istana romawi dan istana mauqaqis. Beliau
mengatakan sebentar lagi istana Persia akan menjadi milik kita, istana romawi
akan kita kuasai dan istana mauqaqis akan kita miliki. Ucapan tersebut disambut
dengan gembira oleh para sahabat.
Kemudian Malaikat penjaga gunung datang, mengucap
salam dan berkata kepada Nabi Muhammad, “Wahai Muhammad! Sesungguhnya Allah
telah mendengar perkataan kaummu terhadapmu. Aku adalah Malaikat penjaga
gunung, dan Rabb-mu telah mengutusku kepadamu untuk engkau perintahkan
sesukamu, jika engkau suka, aku bisa membalikkan gunung Akhsyabin ini ke atas
mereka”.
Lalu Nabi Muhammad menjawab, “Jangan! Tetapi aku
menginginkan semoga Allah berkenan mengeluarkan dari anak keturunan mereka
generasi yang menyembah Allah semata-mata, dan tidak menyekutukan-Nya dengan
sesuatu pun”. (Bukankah ini pengharapan rasulallah untuk hari esok).
Kalau hanya hidup untuk hari ini yang harus dijalani maka surga atau neraka pasti tidak diciptakan untuk umat manusia. kalau hanya untuk hidup hari ini pasti tidak ada firman allah : sesudah kesulutan ada kemudahan.
Kalau hanya hidup untuk hari ini yang harus dijalani maka surga atau neraka pasti tidak diciptakan untuk umat manusia. kalau hanya untuk hidup hari ini pasti tidak ada firman allah : sesudah kesulutan ada kemudahan.
Tidak hanya hari ini kita hidup dan tidak juga
untuk hari ini saja kita hidup. Memang hari ini hari nyata kita esok itu
fatamorgana. Namun begitu kejadian hari ini adalah hasil dari usaha yang kita
lakukan kemaren dan kejadi esok adalah hasil dari apa yang kita usahakan
sekarang. Jika kita menginginkan kebaikan dihari esok maka usahakan kebaikan
dari sekarang.