Jumat, 09 April 2021

Berserah itu kepastian

 Tidak pernah rasanya kita menemukan pedagang yang berharap dagangannya merugi.


Kita juga gak akan penah menemukan petani yang bercocok tanam dengan tujuan untu mematikan tanamannya.


Bukankah yang menanam pasti berharap menuai, yang berdagang berharap untung. Walau tak jaranf kita dapati bahwa tidak semua yang berdagang beruntung dan yang menanam menuai.


Karena memang sangat mungkin yang menanam padi akan tumbuh rumput namun yang menanam rumput tak akan mungkin tumbuh padi.


Begitu halnya yang dijaga sangat mungkin bisa kehilangan dan yang mengabaikan tak akan mungkin bisa mendapatkan.


Bukankah semua dalam hidup ini dihadirkan tuhan berpasang pasangan, kayak aku ma kamu, ya kamu jodoh ku kelak, siang dengan malam, susah dan sedih, datang dengan pergi.


Maka itu apa apa yang datangnya tidak diharapkan dan keberadaannya tidak dalam penjagaan dengan kebaikan maka ia akan pergi dengan penyesalan.


Berserah itu kepastian tapi iktiar itu kebutuhan penghambaaan dalam menjalani kehidupan.


shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dalam sebuah riwayat ada seseorang yang bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam , “Wahai Rasulullah, apakah saya ikat unta saya lalu tawakal kepada Allah Azza wa Jalla ataukah saya lepas saja sambil bertawakal kepada-Nya ? Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab : “Ikatlah dulu untamu itu kemudian baru engkau bertawakal !” (HR. At-Tirmidzi no. 2517, hasan).


Mungkin saja batu kali tidak akan hilang saat ia luput dari pengawasanmu tapi hal itu tidak akan sama jika yang luput dari pewasanmu itu mutiara.

0 komentar:

Posting Komentar