Sesuatu yang sudah ditakdirkan menjadi hak kamu, pasti akan
menjadi milik kamu. Begitu halnya apa yang sudah ditetapkan untuk kamu, tak akan tertukar dan pasti tidak akan
dibiarkan oleh Allah untuk menjadi milik orang lain. Semua akan kembali pada
pemiliknya baik cepat ataupun lambat.
Sedetik pun matahari tidak pernah beralih menjadi milik malam
karena memang Allah telah menetapkan bahwa ia hanya hadir diwaktu siang. Tidak
akan ada yang bisa merubah apa-apa yang telah di tetapkan Allah, tidak ada yang
bisa menggagalkannya juga walau seluruh isi alam bersatu untuk menghadangnya
dan menggagalkannya.
Dari Abu Abdirrahman Abdullah bin Mas’ud radhiallahu ‘anhu,
dia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda kepada
kami, dan beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang benar
(ucapannya) dan dibenarkan, “Sesungguhnya (materi) penciptaan salah seorang
dari kalian (manusia) dikumpulkan (oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala) dalam rahim
ibunya selama empat puluh hari, berupa nuthfah (air mani laki-laki dan wanita
yang telah bercampur), kemudian nuthfah tersebut (berubah) menjadi ‘alaqah
(segumpal darah beku yang menempel pada rahim) selama empat puluh hari
(berikutnya), kemudian ‘alaqah tersebut (berubah) menjadi mudhgah (segumpal
daging) selama empat puluh hari (berikutnya), lalu diutus padanya malaikat yang
kemudian meniupkan ruh padanya, dan malaikat itu diperintahkan untuk menuliskan
empat kalimat (ketentuan yang telah ditetapkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala
baginya, yaitu): rezeki, ajal, amal perbuatan dan (apakah kemudian hari dia
termasuk) orang yang celaka (masuk neraka) atau orang yang berbahagia (masuk
surga). Maka demi Allah yang tidak ada sesembahan yang benar kecuali Dia,
sungguh salah seorang dari kamu benar-benar ada yang beramal dengan amalan
orang-orang yang akan masuk surga, sampai-sampai jarak yang memisahkan antara
dirinya dan surga hanya (tinggal) satu hasta (sangat dekat sekali), akan tetapi
ketentuan (yang telah Allah Subhanahu wa Ta’ala tetapkan baginya)
mendahuluinya, maka (di akhir hidupnya) dia melakukan perbuatan orang-orang
yang akan masuk neraka (maksiat), sehingga dia pun masuk neraka. Dan
(sebaliknya) sungguh salah seorang dari kamu benar-benar ada yang melakukan
perbuatan orang-orang yang akan masuk neraka, sampai-sampai jarak yang
memisahkan antara dirinya dan neraka hanya (tinggal) satu hasta (sangat dekat
sekali), akan tetapi ketentuan (yang telah Allah Subhanahu wa Ta’ala tetapkan
baginya) telah mendahuluinya, maka (di akhir hidupnya) dia melakukan amalan
orang-orang yang akan masuk surga, sehingga dia pun masuk surga”. (Diriwayatkan
oleh Al-Bukhari dan Muslim)
Kalaulah hal itu tidak diperuntukkan untuk kamu, sekuat apapun
tenaga kamu curahkan untuk merubahnya tetap saja tidak akan berubah dan menjadi milik kamu. Jika memang hal
itu tidak diperuntukkan untuk kamu, sebanyak apapun peluang dan kesempatan
terhampar, tetap saja tidak akan membuat hal itu menjadi milik kita. Karena memang semua sudah ada peruntukannya.
Jika memang hal itu ditetapkan menjadi milik kamu dan diperuntukkan untuk
kamu maka sesulit apapun jalannya, semustahil apapun hal itu terasa, tetap
semua akan bermuara pada kamu. Jika memang diperuntukan untuk mu maka Yang menjauh pasti mendekat, yang hilan akan kembali pada kamu karena kamulah pemiliknya.
Kalaulah kamu pemiliknya walaupun sekarang kamu berbeda jalan, berjauhan
jarak, berhamburan hambatan yang menghadang maka akhir
dari semuanya pasti kamu akan ditemukan. Dari Allah kita berasal dan kepada NYA
lah kita kembali. Dari Allahlah semua yang hilir mudik baik rasa, suka ataupun
duka di hidup ini maka kepadanyah kita kembalikan semua yang hilir mudik baik rasa, suka atau duka yang melanda.
0 komentar:
Posting Komentar