Untukmu, anakku yang Ibu cintai dan syangi sepenuh hati.
Assalamu’alaikum warohmatullaahi wabarokatuh
Bagaimana kabarnya sayang…? Ibu harap ananda sehat walafiat dan selalu dalam naungan dan cinta Allah. Maafkan ibumu sayang.. karena telah lancang menggangu kesibukan ananda. rasa kangen di dada Ibu terasa tak tertahan lagi sehingga ibu memberanikan mengirimkan surat ini untuk ananda. Ibu minta maaf, jikalau kedatangan surat ini tidak ananda harapkan. Maafkan Ibu, jikalau surat ini membuat ananda malu dengan teman-teman karena terkesan kampungan dan telah ketinggalan zaman. Maafkan ibu bila surat ini menambah resah dan gundah ananda. Sungguh, tiada niat Ibu seperti itu. Surat ini ibu kirimkan hanya untuk melepas kangen Ibu pada ananda.
Sayang, ingin rasanya Ibu menjengukmu ke sana. Ingn rasanya ibu memeluk mu sayang. Wajah ananda selalu terbnyang di ingatan dan slalu muncul dimimpi Ibu. Tapi niat Ibu itu, selalu Ibu kubur dalam-dalam. Hanya satu alasan Ibu, sayang. Ibu ingin ananda bisa mandiri. Ibu ingin ananda bisa terbiasa mandiri dan dpt merenungi kesendirian tanpa kehadiran Ibu disamping ananda.
Taukah ananda, ketika wajah lucu ananda yang imuet baru muncul di dunia, mata ananda yang indah baru terbuka dan suara merdu anda bru pertama menggema, hanya satu do’a Ibu saat itu. "Duhai Allah. Engkaulah yang menggenggam takdir anakku ini. Aku mohon ya Allah jadikan anak yang ada dihadapanku ini sebagai anak yang sholeh, berguna bagi agama dan sesama. Jadikanlah ia anak yang bisa membahagikanku kelak dihadapan-Mu. Jadikanlah ia anak yang dapat membuatku bangga kelak di hadapan-Mu dan Pertemukan kami kelak di surgaMu ya Allah. Jangan Engkau pisahkan kami dan Jangan EngKau biarkan aku memasuki surga-Mu tanpa anak ini disampingku".
Hingga sekarang Ibu selalu ulang-ulang terus bait doa Ibu itu. Ibu sangat berharap bait doa Ibu itu menjadi kenyataan. sekarang Ibu mulai yakin bahwa anak Ibu adalah anak yang shaleh. Kesediaan ananda menuntut ilmu dan rajin dalam belajar membuat Ibu yakin bahwa do’a ibu itu akan menjadi kenyataan. Sungguh sangat bahagiaaa sekali hati Ibu ini rasanya.
Anak-ku. Ibu tidak tahu berapa lama lagi ibu diberi kepanjangan umur oleh Allah. Ibu merasa kini Ibu sudah menua. Ibu merasa malaikat maut takan lama lagi akan datang menjumpai Ibu. Mungkin surat ini surat yang pertama dan terakhir dari Ibu untuk ananda. Mungkin ketika ananda pulang, Ibu sudah tiada lagi di rumah. Maafkan Ibu ya sayang. jikalau selama ini Ibu banyak salah dan kilaf sama ananda.
Maafkan Ibu jikalau Ibu sering marah dan membuat ananda gundah dan gelisah. Maafkan ibu yang sering meNyuruh ananda mengaji, belajar, puasa, bekerja, sholat yang mungkin ananda merasa tdk suka dan merasa jengkel sama ibu. Maafkan ibu, bila ibu suka cerewet sama ananda tp itu smua untk kebaikan ananda. Jangan dendam pada Ibu ya sayang.. Bantu Ibu dengan do’a-do’amu ya sayang. Hanya do’a ikhlas yang Ibu harapkan dari ananda. Hanya do’a ananda, amal jariyah dan kerja iklas Ibu selama ini yang dapat meringankan beban Ibu di hadapan Allah kelak.
Anak ibu tersayang. Ibu titip ayah ya, rawat ia dengan baik ya sayang. Sayangi beliau sebagaimana ananda menyayangi Ibu selama ini. Taukah ananda Ayahmu telah bekerja keras membanting tulang memeras keringat, berusha sekuat tenaga dan terus berjuang dngan sgala upaya supaya ananda bisa bhagia, bisa belajar seperti teman-teman yang lain. Beliau tlah menggadaikan bhagianya untuk kebhagiaan ananda. Buatlah Ayahmu bahagia dengan kesohalehan dan budi pekerti yang baik ananda. Jangan sakiti hatinya sedikitpun ya sayang. sayangilah ia seperti ananda menyayangi ibu.
sekali lagi ibu minta maaf telah lancang mengganggu kesibukan ananda. salam sayang dari ibumu. jaga diri baik baik disana, terus berusaha dan jangan mudah menyerah, semoga apa yang kamu cita citiakan tergapai. semoga setiap kesulitan diberikan kemudahan oleh tuhan. doa ibu semoga ananda kesuksesan dan kebahgian disana. ibu mohon jikalau ada sedikit waktu sempatkan untuk melihat ibu ya nak dan jangan lupakan ibu.
Salam rindu dan sayang selalu dari ibumu.
Wassalamu ‘alaikum warahmatulLaahi wabarakaatuh.
0 komentar:
Posting Komentar