Apa yang anda lihat ?
Tembok Atau kapal ? tergantung persepsi anda.
a. Pengertian
Persepsi merupakan suatu proses
yang didahului oleh proses penginderaan yaitu merupakan proses diterimanya
stimulus oleh individu melalui alat indera namun proses itu tidak berhenti
begitu saja melainkan stimulus tersebut diteruskan dan proses selanjutnya
merupakan proses persepsi (Walgito, 2010).
Moskowitz dan Orgel (Walgito, 2010)
menerangkan bahwa persepsi adalah proses yang integrated dalam diri individu
terhadap stimulus yang diterimanya. Branca (Walgito, 2010) mengemukakan bahwa
persepsi ialah stimulus yang diindera kemudian oleh individu diorganisasikan
dan diinterpretasikan, sehingga individu menyadari, mengerti, tentang apa yang
diindera itu.
Leavitt (Sobur, 2009) persepsi (perception)
dalam arti sempit ialah penglihatan, bagaimna seseorang melihat sesuatu;
sedangkan dalam arti luas ialah pandangan atau pengertian, yaitu bagaimana
seseorang memandang atau mengartikan sesuatu. Yusuf (Sobur, 2009) menyebut
persepsi sebagai pemaknaan hasil pengamatan.
Chaplin (2009) Perception
(persepsi) adalah proses mengetahui atau mengenali obyek dan kejadian obyek
dengan bantuan indera. Rahmat (Sobur, 2009) menyatakan bahwa persepsi adalah
pengalaman tentang obyek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh
dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan.
Berdasarkan
uraian di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa persepsi merupakan suatu
penilaian atau kesan seseorang terhadap suatu objek yang dipengaruhi oleh
faktor internal dan eksternal.
b.
Proses Terjadinya Persepsi
Proses terjadinya persepsi dapat
dijelaskan sebagai berikut: Objek menimbulkan stimulus, dan stimulus mengenai
alat indera atau reseptor. Proses stimulus mengenai alat indera merupakan
proses fisik. Stimulus yang diterima oleh alat indera diteruskan oleh syaraf
sensoris ke otak. Proses ini yang disebut proses fisiologis. Kemudian
terjadilah proses di otak sebagai pusat kesadaran sehingga individu menyadari
apa yang dilihat, didengar, atau diraba. Proses yang terjadi dalam pusat
kesadaran inilah yang disebut sebagai proses psikologis. Dengan demikian dapat
dikemukakan bahwa taraf terakhir dari proses persepsi adalah individu menyadari
tentang stimulus yang diterimanya melalui alat indera (Walgito, 2010).
Jadi secara garis besar proses
terjadinya persepsi dalam diri individu, mempunyai dua proses yaitu fisiologis
dan psikologis. Proses fisiologis terjadi pada level fisik dan proses
psikologis terjadi pada level mental. Sedangkan persepsi itu sendiri terjadi
pada level mental.
Sobur
(2009) menyatakan bahwa: menurut
rumusan psikologi, dikenal dengan teori rangsangan-tanggapan (stimulus-respon atau SR), persepsi
merupakan bagian dari keseluruhan proses yang menghasilkan tanggapan setelah
rangsangan diterapkan kepada manusia.
Selanjutnya
dari sudut psikologi dikatakan bahwa tingkah laku seseorang merupakan fungsi
dari cara seseorang memandang. Oleh karena itu, untuk mengubah tingkah laku
seseorang harus dimulai dari mengubah persepsinya. Soelaeman (Sobur, 2009)
mengemukakan, dalam proses persepsi terdapat tiga komponen utama:
1)
Seleksi adalah proses
penyaringan oleh indera terhadap rangsangan dari luar, intensitas dari jenisnya
dapat banyak atau sedikit.
2)
Interpretasi yaitu
proses mengorganisasikan informasi sehingga mempunyai arti bagi seseorang.
Interpretasi dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti pengalaman masa lalu,
sistem nilai yang dianut, motivasi, kepribadian, dan kecerdasan. Interpretasi
juga bergantung pada kemampuan seseorang untuk mengadakan pengategorian
informasi yang diterimanya, yaitu proses mereduksi informasi yang kompleks
menjadi sederhana.
3)
Interpretasi dan
persepsi yang diterjemahkan dalam bentuk tingkah laku sebagai reaksi. Jadi
proses persepsi adalah melakukan seleksi, interpretasi, dan pembulatan terhadap
informasi yang sampai.
Devito
(Sobur, 2009) mengatakan bahwa dalam proses persepsi itu saling berkaitan,
tidak saling terpisah. Ketiga tahap saling berkaitan, bersifat kontinu,
bercampur baur, dan bertumpang tindih satu sama lain.
Gambar 1
Bagan Proses
Terjadinya Persepsi
Sumber : Sobur, 2009.
Sobur menjelaskan
gambar di atas sebagai berikut:
1) Terjadinya
stimuli alat indera (sensory simulation)
Pada tahap-tahap ini
alat indera distimuli (dirangsang), misalnya kita melihat, mencicipi, meraba
sesuatu. Beberapa contoh di atas adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh
alat indera kita.
2) Stimuli
terhadap alat indera
Pada tahapan kedua,
rangsangan terhadap alat indera diatur, menurut berbagai prinsip, salah satunya
prinsip poksimitas (proximity) atau
kemiripan, orang atau pesan yang secara fisik, mirip satu sama lain,
dipersepsikan secara bersama-sama atau sebagai satu kesatuan (unity). Persepsi lain adalah Kelengkapan
(closure), Kita memandang atau
mempersepsikan suatu gambar atau pesan yang dalam kenyataannya tidak lengkap
sebagai gambar atau pesan yang lengkap.
3) Stimuli alat indera
ditafsirkan-dievaluasikan
Penafsiran-evaluasi
kita tidak semata-mata didasarkan pada rangsangan luar, melainkan juga sangat
dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu, Stimulasi Alat Indera Diatur Terjadinya
Stimulasi Alat Indera dan Ditafsirkan kebutuhan, keinginan, sistem nilai,
keyakinan tentang yang seharusnya, keadaan fisik dan emosi pada saat itu, dan
sebagainya yang ada pada kita.
Dengan
demikian, persepsi bersifat kompleks lebih dari sekedar proses penginderaan.
Karena dalam persepsi ini terjadi berbagai kegiatan interaksi yang sangat rumit
dari serangkaian kegiatan. Pertama, diterimanya rangsangan melalui alat-alat
indera yang dimiliki oleh setiap individu. Kedua rangsangan yang terima oleh
alat-alat indera diproses (rangsangan terhadap alat indera diatur), pesan-pesan
yang masuk diproses berdasarkan kemiripan. Ketiga, memberikan kesimpulan dari
rangsangan yang telah diproses.
Poin
penting dalam kegiatan persepsi ini adalah adanya proses kognitif dalam
menyaring data hasil penginderaan atau perekayasaan secara sempurna dari data.
Dengan kata lain seorang individu harus memiliki cara kerja otak yang
sistematis dan akan lebih sulit bagi seorang individu untuk menghasilkan
persepsi bila tidak memiliki pengetahuan yang cukup.
c.
Faktor-Faktor Yang Berperan Dalam Persepsi
Berkaitan dengan faktor-faktor yang
berperan dalam persepsi, Walgito (2010) mengemukakan adanya beberapa faktor, antara
lain:
1)
Objek yang dipersepsi
Objek
menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau reseptor. Stimulus dapat
datang dari luar individu yang mempersepsi, tetapi juga dapat datang dari dalam
diri individu yang bersangkutan. Tetapi sebagian besar stimulus datang dari
luar individu.
2)
Alat indera, syaraf, dan pusat susunan syaraf
Alat
indera atau reseptor merupakan alat untuk menerima stimulus. Di samping itu
juga harus ada syaraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus yang
diterima reseptor ke pusat susunan syaraf, yaitu otak sebagai pusat kesadaran.
Sebagai alat untuk mengadakan respon diperlukan syaraf motoris.
3)
Perhatian
Perhatian
merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam Rangka mengadakan
persepsi. Perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas
individu yang ditujukan kepada sesuatu atau sekumpulan objek.
Dari uraian di atas mengemukakan
bahwa syarat terjadinya sebuah persepsi haruslah memenuhi tiga hal, yaitu objek
yang dipersepsi, alat indera dan susunan pusat syaraf, serta perhatian. Di mana
ketiadaaan salah satunya maka berakibat tidak adanya suatu persepsi.
Daftar pustaka:
Walgito, B. 2010. Pengantar Psikologi Umum, Edisi Revisi,
Cetakan keempat. Jogjakarta: Andi
Offset.
Sobur, Alex. 2009.
Psikologi Umum. Bandung :
Pustaka Setia.
0 komentar:
Posting Komentar