Jumat, 21 November 2014

Persepsi

Apa yang anda lihat ?
Tembok Atau kapal ? tergantung persepsi anda.

a. Pengertian
Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh proses penginderaan yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indera namun proses itu tidak berhenti begitu saja melainkan stimulus tersebut diteruskan dan proses selanjutnya merupakan proses persepsi (Walgito, 2010).
Moskowitz dan Orgel (Walgito, 2010) menerangkan bahwa persepsi adalah proses yang integrated dalam diri individu terhadap stimulus yang diterimanya. Branca (Walgito, 2010) mengemukakan bahwa persepsi ialah stimulus yang diindera kemudian oleh individu diorganisasikan dan diinterpretasikan, sehingga individu menyadari, mengerti, tentang apa yang diindera itu.
Leavitt (Sobur, 2009) persepsi (perception) dalam arti sempit ialah penglihatan, bagaimna seseorang melihat sesuatu; sedangkan dalam arti luas ialah pandangan atau pengertian, yaitu bagaimana seseorang memandang atau mengartikan sesuatu. Yusuf (Sobur, 2009) menyebut persepsi sebagai pemaknaan hasil pengamatan.
Chaplin (2009) Perception (persepsi) adalah proses mengetahui atau mengenali obyek dan kejadian obyek dengan bantuan indera. Rahmat (Sobur, 2009) menyatakan bahwa persepsi adalah pengalaman tentang obyek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa persepsi merupakan suatu penilaian atau kesan seseorang terhadap suatu objek yang dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal.
b. Proses Terjadinya Persepsi
Proses terjadinya persepsi dapat dijelaskan sebagai berikut: Objek menimbulkan stimulus, dan stimulus mengenai alat indera atau reseptor. Proses stimulus mengenai alat indera merupakan proses fisik. Stimulus yang diterima oleh alat indera diteruskan oleh syaraf sensoris ke otak. Proses ini yang disebut proses fisiologis. Kemudian terjadilah proses di otak sebagai pusat kesadaran sehingga individu menyadari apa yang dilihat, didengar, atau diraba. Proses yang terjadi dalam pusat kesadaran inilah yang disebut sebagai proses psikologis. Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa taraf terakhir dari proses persepsi adalah individu menyadari tentang stimulus yang diterimanya melalui alat indera (Walgito, 2010).
Jadi secara garis besar proses terjadinya persepsi dalam diri individu, mempunyai dua proses yaitu fisiologis dan psikologis. Proses fisiologis terjadi pada level fisik dan proses psikologis terjadi pada level mental. Sedangkan persepsi itu sendiri terjadi pada level mental.
Sobur (2009) menyatakan bahwa: menurut rumusan psikologi, dikenal dengan teori rangsangan-tanggapan (stimulus-respon atau SR), persepsi merupakan bagian dari keseluruhan proses yang menghasilkan tanggapan setelah rangsangan diterapkan kepada manusia.
Selanjutnya dari sudut psikologi dikatakan bahwa tingkah laku seseorang merupakan fungsi dari cara seseorang memandang. Oleh karena itu, untuk mengubah tingkah laku seseorang harus dimulai dari mengubah persepsinya. Soelaeman (Sobur, 2009) mengemukakan, dalam proses persepsi terdapat tiga komponen utama:
1)      Seleksi adalah proses penyaringan oleh indera terhadap rangsangan dari luar, intensitas dari jenisnya dapat banyak atau sedikit.
2)      Interpretasi yaitu proses mengorganisasikan informasi sehingga mempunyai arti bagi seseorang. Interpretasi dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti pengalaman masa lalu, sistem nilai yang dianut, motivasi, kepribadian, dan kecerdasan. Interpretasi juga bergantung pada kemampuan seseorang untuk mengadakan pengategorian informasi yang diterimanya, yaitu proses mereduksi informasi yang kompleks menjadi sederhana.
3)      Interpretasi dan persepsi yang diterjemahkan dalam bentuk tingkah laku sebagai reaksi. Jadi proses persepsi adalah melakukan seleksi, interpretasi, dan pembulatan terhadap informasi yang sampai.
Devito (Sobur, 2009) mengatakan bahwa dalam proses persepsi itu saling berkaitan, tidak saling terpisah. Ketiga tahap saling berkaitan, bersifat kontinu, bercampur baur, dan bertumpang tindih satu sama lain.




Gambar 1
Bagan Proses Terjadinya Persepsi
Sumber : Sobur, 2009.
Sobur menjelaskan gambar di atas sebagai berikut:
1)      Terjadinya stimuli alat indera (sensory simulation)
Pada tahap-tahap ini alat indera distimuli (dirangsang), misalnya kita melihat, mencicipi, meraba sesuatu. Beberapa contoh di atas adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh alat indera kita.
2)      Stimuli terhadap alat indera
Pada tahapan kedua, rangsangan terhadap alat indera diatur, menurut berbagai prinsip, salah satunya prinsip poksimitas (proximity) atau kemiripan, orang atau pesan yang secara fisik, mirip satu sama lain, dipersepsikan secara bersama-sama atau sebagai satu kesatuan (unity). Persepsi lain adalah Kelengkapan (closure), Kita memandang atau mempersepsikan suatu gambar atau pesan yang dalam kenyataannya tidak lengkap sebagai gambar atau pesan yang lengkap.
3) Stimuli alat indera ditafsirkan-dievaluasikan
Penafsiran-evaluasi kita tidak semata-mata didasarkan pada rangsangan luar, melainkan juga sangat dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu, Stimulasi Alat Indera Diatur Terjadinya Stimulasi Alat Indera dan Ditafsirkan kebutuhan, keinginan, sistem nilai, keyakinan tentang yang seharusnya, keadaan fisik dan emosi pada saat itu, dan sebagainya yang ada pada kita.
Dengan demikian, persepsi bersifat kompleks lebih dari sekedar proses penginderaan. Karena dalam persepsi ini terjadi berbagai kegiatan interaksi yang sangat rumit dari serangkaian kegiatan. Pertama, diterimanya rangsangan melalui alat-alat indera yang dimiliki oleh setiap individu. Kedua rangsangan yang terima oleh alat-alat indera diproses (rangsangan terhadap alat indera diatur), pesan-pesan yang masuk diproses berdasarkan kemiripan. Ketiga, memberikan kesimpulan dari rangsangan yang telah diproses.
Poin penting dalam kegiatan persepsi ini adalah adanya proses kognitif dalam menyaring data hasil penginderaan atau perekayasaan secara sempurna dari data. Dengan kata lain seorang individu harus memiliki cara kerja otak yang sistematis dan akan lebih sulit bagi seorang individu untuk menghasilkan persepsi bila tidak memiliki pengetahuan yang cukup.
 
c. Faktor-Faktor Yang Berperan Dalam Persepsi
Berkaitan dengan faktor-faktor yang berperan dalam persepsi, Walgito (2010) mengemukakan adanya beberapa faktor, antara lain:
1) Objek yang dipersepsi
Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau reseptor. Stimulus dapat datang dari luar individu yang mempersepsi, tetapi juga dapat datang dari dalam diri individu yang bersangkutan. Tetapi sebagian besar stimulus datang dari luar individu.
2) Alat indera, syaraf, dan pusat susunan syaraf
Alat indera atau reseptor merupakan alat untuk menerima stimulus. Di samping itu juga harus ada syaraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus yang diterima reseptor ke pusat susunan syaraf, yaitu otak sebagai pusat kesadaran. Sebagai alat untuk mengadakan respon diperlukan syaraf motoris.
3) Perhatian
Perhatian merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam Rangka mengadakan persepsi. Perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditujukan kepada sesuatu atau sekumpulan objek.
Dari uraian di atas mengemukakan bahwa syarat terjadinya sebuah persepsi haruslah memenuhi tiga hal, yaitu objek yang dipersepsi, alat indera dan susunan pusat syaraf, serta perhatian. Di mana ketiadaaan salah satunya maka berakibat tidak adanya suatu persepsi.

Daftar pustaka:
 
Walgito, B. 2010. Pengantar Psikologi Umum, Edisi Revisi, Cetakan keempat. Jogjakarta: Andi Offset.
Sobur, Alex. 2009. Psikologi Umum. Bandung : Pustaka Setia.

0 komentar:

Posting Komentar