Sabtu, 22 November 2014

Tanggungjawab

 
Wahai kalian yang mengatakan punya tanggung jawab ? kemana semangat kalian saat kerja menuntut tanggungjawabmu atas gaji yang di beri setiap bulannya?

wahai kalian yang yang mengatakan punya solidaritas.? kemana solidaritasmu saat perjuangan menuntut pengorbanan waktu istirahatmu.

Kemana kalian yang mengatakan punya solidaritas tapi gak mau mengorbankan waktu istirahat untuk bergabung dengan mereka yang berjuang.

sebenarnya kalian punya solidaritas atau memang kalian tidak mau menjalankan kewajiban. kerja adalah tanggungjawab dan kewajiban kita maka tak layak bila kita melaksanakannya dengan ogah-ogahan serta bermalas-malasan.

kalian menggerutu atas ketidak nyamanan tapi kalian dengan senang hati saat menerima gaji setiap bulannya, kalian meminta totalitas hasil tapi kemalasan yang kalian berikan.

kalian yang katanya memiliki tanggungjawab? kerja bukanlah tanggungjawab, terus kenapa kalian masih enggan kalau semua itu sudah kewajiban dan tanggungjawab kalian untuk hadir bekerja atau memang kalian cenderung tidak bertanggung jawab atas amanah yang diberi.

Atau kalian mengira tanggungjawab atas amanah yang diberi tidak ditanyakan dikehidupan setelah mati?

“Kamu semua adalah pemimpin, dan kamu semua adalah bertanggung jawab dengan pimpinannya. Maka seorang imam (pemimpin) adalah sebagai penggembala yang akan ditannya tentang pimpinannya. Dan seorang laki-laki (suami) adalah sebagai pemimpin dalam keluarganya dan ia akan ditanyakan tentang pimpinannya. Dan seorang wanita (istri) adalah pemimpin dirumah suaminya yang ia akan ditanyakan tentang hasil pimpinannya. Seorang pembantu (pelayanan asisten) adalah menjadi pemimpin dalam mengawasi harta benda tuannya, dan ia bertanggung jawab (akan ditanyakan) dari hal pimpinannya. Dan seorang anak adalah pengawas harta benda ayahnya yang ia akan ditanyakan tentang hal pengawasannya. Maka kamu semua adalah pemimpin dan kamu semua akan ditanyakan tentang perhatiannya. (HR. Bukhari-Muslim).

Memang penglihatan manusia terbatas tapi ingatlah penglihatan tuhan tidak terbatas oleh waktu dan keadaan.

Keadaan bukan alasan untuk tidak bertanggungjawab karena tanggungjawab lebih penting daripada rasa dan tanggungjawab adalah urusan kita dengan manusia dan dengan tuhan atas gaji yang kita nikmati setiap bulannya.

Solidaritas bukan alasan untuk mengesampingkan tanggungjawab. kalau memang kita masih memiliki tanggungjawab dan memiliki solidaritas maka selayaknya kita tidak mengorbankan tanggungjawab demi solidaritas bgtu juga sebaliknya tapi tetap bisa berkontribusi untuk bersolidaritas tanpa mengesampingkan tanggungjawab dan kewajiban.

0 komentar:

Posting Komentar