Muhammad Yusuf

Saat terjatuh, ingatkan pada diri ini bahwa kita pernah berdiri.

Muhammad Yusuf

Saat putus asa melanda ingat senyum orang orang tercinta yang selalu mengharap kita tetap tegar dan terus maju.

Muhammad Yusuf

Dari ulat bulu tuhan jadikan kupu kupu. Maka tak sulit bagi tuhan untuk menjadikan kesulitan menjadi awal dari kemudahan.

Muhammad Yusuf

Jangan bersedih, kaulah terindah yang tercipta di dunia, kaulah teristimewa yang pernah terlahir kedunia.

Muhammad Yusuf

aku memohon kebaikan atas rasa yang telah Engkau beri,Karena yakinku apapun yang tercipta pasti ada tujuannya.

Senin, 17 Agustus 2015

Bagaimana harusnya merayakan Kemerdekaan?

Sudahkah kita merdeka? Bagi yang hidupnya selalu ada, Mereka mengatakn kita sudah merdeka dan begitu nikmat kemerdekaan karena gambar pahlawan dalm uang negara indonesia sudah berbaris rapi di saku dangannya aku bisa beli apa saja yang ku mau.

Bagi yang hidupnya pas pasan mengatakan memang kita sudah merdeka dari penjajah tapi hakikatnya kita belum meresakan kemerdekaan karena aku tinggal ditanah surga tapi untuk makan saja susah seperti diperjara.

Sang poklamator nagara kita mengatakan "Janganlah mengira kita semua sudah cukup berjasa dengan segi tiga warna. Selama masih ada ratap tangis di gubuk-gubuk pekerjaan kita selesai! Berjuanglah terus dengan mengucurkan sebanyak-banyak keringat." [Ir. Soekarno, Pidato HUT Proklamasi]

Terlepas dari makna merdaka belumnya kita tetapi secara kasat mata memang panding father kita sudah mepoklamirkan kemerdekaan negara indonesia dari penjajah pada tanggal 17 agustus 1945. Hari ini senin, 17 agustus 2015 tepat 70 tahun negara ini berdiri semua warga negara ini gegap gembita menyambut hari kemerdekaan republik ini.

Yang menjadi pertanyaan adalah Bagaimana merayakan kemerdekaan yang kita terima sebagai anugrah Allah, apa dengan seremonial upacara bendera? Atau dengan mengadakan acara hiburan? Mengadakan lomba lomba atau dengan mengibarkan bendera merah putih di dasar laut atau diketinggian.

Sebelum kita membahas bagaimana memaknai dan merayakan kemerdekaan, mari kita buka kembali lembaran sejarah yang mungkin sudah kita lupa. Mari kita baca sejarah bagaimana kemerdekaan ini didapat, bagaimna panding father kita memperjuangkan kemerdekaan?

10 november 1945 Bong Tomo dalam pidatonya menyerukan : “Kita tunjukkan bahwa kita adalah benar-benar orang yang ingin merdeka. Dan untuk kita, saudara-saudara, lebih baik kita hancur lebur daripada tidak merdeka. Semboyan kita tetap: MERDEKA atau MATI. Dan kita yakin, saudara-saudara, pada akhirnya pastilah kemenangan akan jatuh ke tangan kita sebab Allah selalu berada di pihak yang benar, percayalah saudara-saudara, Tuhan akan melindungi kita sekalian. Allahu Akbar..! Allahu Akbar..! Allahu Akbar…! “

Pada tanggal 22 November 1945 disurabaya, NU mencetuskan Resolusi Jihad, yang isinya sebagai berikut : 1) Kemerdekaan Indonesia yang memproklamirkan pada 17 Agustus 1945 wajib dipertahankan. 2) Republik Indonesia sebagai satu-satunya pemerintahan yang sah, wajib dibela dan diselamatkan. 3) Musuh Republik Indonesia, terutama Belanda yang datang membonceng tugas-tugas tentara Sekutu dalam masalah tawanan perang bangsa Jepang tentulah akan menggunakan kesempatan politik dan militer untuk kembali menjajah Indonesia. 4) Umat Islam, terutama Nahdlatul Ulama, wajib mengangkat senjata melawan Belanda dan kawan-kawannya yang hendak menjajah kembali Indonesia. 5) Kewajiban tersebut adalah suatu jihad yang mehjadi kewajiban setiap orang Islam (fardlu ‘ain) yang berada pada jarak radius 94 km (jarak dimana umat Islam diperkenankan Sholat Jama’ dan Qoshor). Adapun mereka yang berada diluar jarak itu berkewajiban membantu saudara-saudaranya yang berada dalam radius 94 km tersebut.

Slogan yang dikumandangkan oleh para kiai dan ulama dalam peperang mempertahankan kemerdekaan di Plagan, Ambarawa, Semarang, Bandung, dll adalah “Hidup Mulia atau Mati Syahid di Jalan Allah” dan “Cinta Tanah Air adalah Bagian dari Iman”.

Dan kalimat yang pendahulu kita inginkan sebagai dasar negara ini yang diputuskan di rapat BPUPKI “ Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syareat Islam bagi pemeluknya”  namun demi toleransi dan menjaga negara RI dari perpecahan, akhirnya disepakati dengan kalimat : “ Ketuhanan Yang Maha Esa “ (peranan Ki Bagus menempatkan Yang Maha Esa sebagai Taukhid Rakyat Indonesia ). ( Endang Syaifuddin Anshari, Piagam jakarta)

Begitulah panding  father bangsa ini memperjuangkan kemerdekaan. Bukan dengan pesta pora, bukan dengan sorak gembira tetapi dengan darah dan nyawa para pahlawan, negeri ini berdiri dan merdeka tercipta. Dr. Douwwes Dekker ( Setyabudi Danudirdja) menyatakan bahwa : “Apabila Tidak ada semangat Islam di Indonesia, sudah lama kebangsaan  yang sebenarnya lenyap dari Indonesia” (dalam Aboebakar Atjeh: 1957, hlm.729). Bila menilik perkataan Dr. Douwwes Dekker maka selaknya dalam memaknai  dan merayakan kemerdekaan yang harus kita lakukan adalah bersyukur kepada Allah SWT, dan mendekatkan diri kepada-Nya bukan dengan parade music, bukan dengan parade lomba dst. Bukan pesta pora tapi penanaman dan menumbuhkan semangat islam (dengan banyak beribadah, memperbanyak pengajian, perbanyak muhasabah dan perbanyak pembinaan pemuda untuk hidup dan menghidupkan islam). Waallahu A’lam

Jumat, 14 Agustus 2015

Manusiakanlah Manusia

Sahabat, pahami tidak ada manusia sempurna terlahir didunia, semua pasti ada titik kurang yang melekat didirinya. Tidak semua manusia baik tapi pasti ada sisi baik disetiap manusia.

Lihatlah kekurangan dan kesalahan orang sesuai batasnya dan sesuai kadarnya. Tak perlu merasa suci sendiri karena Kita bukanlah malaikat yang hidup tanpa salah.  Kita manusia biasa yang pastinya memiliki salah. Seperti halnya segelap apun malam pasti masih ada secercah cahaya bintang disana. Dan kalaulah ada yang salah maka Ingankanlah ia dengan kelembutan karena bahasa hatilah akan menggerakkan. Ingankan untuk menyadarkan bukan menghancurkan. Ingatkan dengan kebajikan dan kebaikan Bukan menelanjangi di depan orang.

Manusiakanlah manusia karena kita manusia yang memiliki rasa yang sama. Kita akan Sedih pada hal yang sama, kita akan malu dengan perlakuan yang sama dan akan semangat karena suatu dorongan yang sama.

Kita bukan malaikat yang dicipta tanpa salah, hargailah prosesnya tapi sadarkan akan kesalahannya dengn bijak bukan menghancukan ia dengan mempermalukannya.

Pahami apapun yang kita tanam itu yang akan kita tuai, kalau kita mempermalukannya maka kita akan dipermalukan oleh Allah dengan cara yang tidak kita duga. Kalau kita menghagai orang maka kita akan dihargai dengan cara yang tidak kita sangka sangka .

Hidup ini amanah, jabatan kita juga amanah yang pada waktunya akan diminta pertanggungjawabnya. Pandangan kita pasti terbatas tapi pandangan tuhan tanpa batas. Karenanya seyangilah orang lain sesuai kita menyayangi diri kita sendiri tanpa melihat sebagai apa mereka, maka allah akan menyayangi kita tanpa melihat apa setatus kita.

Hargailah dan hormatilah orang lain sesuai kita menghormati dan menghargai diri kita sendiri tanpa melihat sebagai apa mereka, maka Allah akan menghormati dan menyayangi kita tanpa melihat apa setatus kita.


Kita adalah munusia pasti memiliki rasa maka rasakan dulu sebelum kita melakukan sesuatu. Pahamilah bahwa manusia yang paling mulia adalah manusia yang paling baik aklaqnya. Waallahu a'lam.

Minggu, 09 Agustus 2015

Hidup Itu Kejam

Hidup kadang terasa tidak memihak, kadang juga terasa tidak bersahabat. Hidup tidak selamanya menghadirkan kebahgiaan atau kenyamanan dan tidak jarang bertabur dengan kesedihan.

Dari hari ke hari, waktu ke waktu, hidup ini terasa semakin berat. Kenyataan menjadi pahit dan tidak lagi seperti harapan, bahkan serasa menjauh dari buaian mimpi yang indah dan menawan.

Namun begitu, sesusah apapun dan sesulit apapun itu hidup harus dijalani. Hidup tidak pernah menanya kamu mau atau tidak.  hidup ini memang kejam bagi mereka yang tidak memiliki tujuan, karena hidup tidak pernah menanya apa yang kamu rasakan, suka atau tidaknya. Karena hidup tidak memiliki perasaan maka yang harus dilakukan adalah mengesampirkan rasa kita dan selanjutnya tetaplah melangkah.

Tetaplah melangkah walau hidup tak seindah impian yang menawan. Tetaplah melangkah walau serasa masih ditempat kita berpijak. Tetaplah melangkah walau kaki masih terasa berat.

Ini jalan kita, ini masa kita, masa nyata yang harus dilaluai walau apapun alasanya. Tak ada kata mundur, yang ada kata maju walau badai datang dan menghadang. Tak ada kata menghindar walau ditantang oleh curamnya halangan dan rintangan. 

Diam tidak akan merubah kenyataan. menyalahkan hanya akan menambah kedukaan. mencari alasan hanya membuat kita semakin engggan untuk terus maju. suka ataupun tidak kenyataan teteplah sebagai kenyataan yang menuntut kerja dan usaha.

teruslah maju jangan meragu walau keras dan berliku jalan ini harus ditapaki. Jangan pudar saat langkahmu terantuk, Tetaplah pada pijakan seirama, maju dan maju untuk hidup yang lebih baik dari waktu kewaktu.

Detik menit waktu berganti, Ditiap helaan napas kehidupan Rotasi putaran waktu tetap bersama tetap untuk kita. perubahan itu kepastian maka berubahlah bila tidak ingin ditelan pusaran penyesalan panjang. teruslah melaju Hingga menggapai cita-citamu.


kalaulah indah puncak ketinggian dengan hiasan pemandangan yang menajubkan hanya bisa dinikmati oleh mereka yang mengesampingkan terjalnya jalan yang berselimut ketakutan dan kemalasan. maka hanya mereka yang mampu meninabobokan kemalasan dan ketakutan-ketakutan hiduplah yang akan menikmati indahnya kesuksesan.

Minggu, 02 Agustus 2015

Tidak Akan Ada Perubahan Bila Kita Hanya Menunggu

Siap bukanlah satu kata harus ditunggu tapi diusahakan. sempurna bukanlah karena semua seperti yang kita minta, namun sempurna itu ada bila kita menyadari kekurangan yang ada dan dengannya kita mengoptimalkan segala kelebihan kita untuk melengkapinya.

Tidak alasan menungu siap karena kita tidak akan pernah merasa siap, tapi terus maju maka siap akan siap untuk melangkah maju. Tidak perlu menunggu semua sempurna, usahakan dengan segala daya upaya maka sempurna akan menghiasi perjalanan kita.

Siap ada pada tindakan bukan perasaan makanya musti diperjuangkan, sempurna ada pada totalitas usaha maka optimalkan usaha kita. Tidak akan pernah cita bisa jadi nyata bila hanya ada di alam maya, maka tindakan yang harus diutamakan dan harus disegerakan.

Menunggu hanyalah wahana permainan kehidupan yang menyediakan keragu-raguan, Sedangkan tindakan adalah medan laga yang menyajikan kepastian dan pembuktian.

Jatuh adalah satu sesi laga pembuktian yang sering tersaji dalam satu episode cita. jatuh itu biasa namun bangun setelah jatuhlah yang luar bisa. Tantangan akan selalu terbentang dan menghadang disetiap medan laga. 

Tantangan menuntut penyelesaian bukan retorika, karenanya tunjukan pada dunia bahwa kamu bukan pecundang. Buktikan dengan tindakan bahwa kamu dilahirkan untuk menjadi menang.


Tidak akan ada perubahan bila kita hanya menunggu. Ambillah keputusan, hadapi segala tantangan, buktikan bahwa kamu bukanlah benalu kehidupan, katakan pada dunia dengan tindakan nyata bahwa kamulah pejuang yang haus pada tantangan besar untuk dselesaikan, kaulah sang penakluk yang dahaga akan karya nyata dari sesuatu yang terasa tak mungkin bisa, sajikan pada dunia bahwa kau terlahir bukan untuk menjadi pelengkap tapi kaulah penyempurna, kalaulah intinya, kaulah aktor utamanya, kalauh harapan yang pernah sirna untuk mengubah semua yang ada.