“Janganlah kamu bersedih,sesungguhnya Allah selalu
bersama kita” (QS.At Taubah
: 40). Kalau Allah pemilik diri ini, tempat diri ini kembali, tempat untuk mengadu dan tempat untuk bersandar
melarang kita bersedih, terus kenapa musti bersedih.
Sedih,
suka ataupun duka Allah yang memberikan, maka tempat semua kembali pasti pada
Allah juga. Tidak perlu terlarut dalam kesedihan, karena waktu ini terlalu
singkat untuk kita lalui dalam kesedihan. Bukankah kita telah mempunyai Islam
sebagai agama kita? Bukankah kita mempunyai Rasulullah sebagai panutan kita?
Dan bukankah kita mempunyai Allah sebagai penolong kita?
Dari-Nyalah kesedihan berasal maka kepada-Nyalah selayaknya
meminta pertolongan. Tidak akan pernah ada lautan tanpa pesirir, siang tanpa
malam, Semua yang hadir pasti akan pergi, yang tua pasti akan mati. Tiada
keabadian didunia ini, semua ada batasan, semua ada waktu seperti halnya shalat
lima waktu. Kalaulah hari ini kita bersedih maka esok akan ada bahagia. “Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada
kemudahan.” (QS. Alam Nasyroh: 5). Dua kali Allah mengulangnya dalam Al Qur’an.
Kalaulah begitu kenapa kita musti bersedih hati? Tidak yakinkah akan ada
kemudahan sesudah kesulitan yang Allah janjikan? Allah tidak pernah ingkar
janji, dan semua pasti akan ditepati. Maka
bersabarlah kamu, karena sesungguhnya janji Allah itu benar, dan mohonlah
ampunan untuk dosamu dan bertasbihlah seraya memuji Tuhanmu pada waktu petang
dan pagi. (QS. Ghaafir. 55)
Hanya
kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihan (QS Yusuf : 86). Wahai
Tuhanku, kepadaMu aku mengadukan lemahnya kekuatanku, sempitnya ikhtiarku dan
hinanya aku di mata manusia. Wahai Tuhan, Engkau yang lebih pengasih dari semua
pengasih, Engkau pelindung orang-orang yang lemah dan Engkaulah Tuhanku. Kepada
siapakah Engkau menyerahkan diriku ini?. Kepada yang jauh dan menghadapiku dengan muka
masam, atau kepada musuh yang membenciku ?. Kalau
Engkau tiada murka kepadaku, tiadalah mengapa. Tetapi maaf-Mulah yang sangat
aku dambakan. Aku berlindung di bawah nur (cahaya)Mu yang menerangi semua
kegelapan, dan dengan cahaya itulah urusan dunia dan akhirat akan menjadi baik, janganlah
kiranya Kau turunkan murkaMu kepadaku. Demi Engkaulah aku rela dihinakan, asal
Kau masih rida padaku. Tiada daya upaya, dan tiada kekuatan, kecuali dariMu.
(Ath-Thabrani, Ibnu Adi dan Ibnu Asakir).
Cukup bagiku cintamu Ya Allah, aku ridha akan
ketetapan-Mu baik suka atau duka. Aku rela terhadap apapun yang engkau berikan,
dan aku rela terhadap apapun yang engkau ambil setelah engkau berikan.
0 komentar:
Posting Komentar