Hari
ini sabtu, 04 juli 2015 jam 13.00 WIB. Dalam kesendirian kutundukkan wajah ini,
dan kepala ini karena rasa sedih melanda begitu hebatnya dan tidak mampu rasanya
untuk berkata apa-apa. Beriring dengan itu, air mata tak mau mengalah ikutan
mengalir, sesak rasanya dada ini atas apa yang manimpa, namun ku coba untuk
berdamai dengan menyakinkan diri pada Firman Allah yang melekat di pikiranku : “Boleh
jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu dan boleh jadi pula kamu
menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui sedang kamu
tidak mengetahui” QS Al Baqoroh 286, ku yakinkan ada sisi lain yang kamu tidak
tau maka janganlah bersedih. Namun air mata tak mengerti hatipun tak bisa untuk
diajak damai.
Ku tundukkan
kepala ke lantai dan ku mengadukan rasa sesak hati dalam sujut ini, ku curahkan
semua kepada Mu, Ya Allah ku memohon cinta Mu, cinta orang yang mencintai Mu, perbuatan yang mengantarkan
pada cinta Mu. Ya Allah Ya Rahman Ya rahhim jadikan cinta kepada Mu melebihi
cintaku pada diriku, keluargaku, dan dunia seisinya. Ya Allah ku memohon kebaikan
atas cinta yang engkau tanamkan pada dirikutu tanpa ku meminta nya, ku memohon
kebaikan atas keyakinan yang Engkau kuatkan.
Ku ulang
dan terus ku ulang untuk berdoa, “Bismillahi
tawakkaltu ‘alallahi, walaa haula wala quwwata illa billah”. Air mata ini
terus menjadi dan tidak terhenti, bahkan dada ini bertambah sesak rasanya.
Rasa
hati ingin langsung ku berdialog dengan Mu ya Allah, namun sadarku siapalah
aku, aku hanyalah manusia biasa yang banyak dosanya mana akan bisa berdialog
denganmu Ya Allah. Teringat di pikiran Sabda Rasulullah saw: “Apabila seseorang ingin berdialog dengan
Rabb-nya, hendaklah dia membaca Al-Qur’an (HR Ad-Dailami dan Al-Baihaqi).
Ku
angkat kepala ku, kusapa air mata yang masih membasahi mata, dan ku ambil
mushab yang ada di tumpukan buku yang selalu ku baca, selanjutnya Ku buka
lembar demi lembar untuk memulai membacanya. Kutemukan penanda baca sebagai
tanda ayat terakir yang ku baca yaitu surat Al baqoroh ayat 78. Ku awali dengan
membaca “Bismillahirrohmanirrohim” dan langsung ku mulai membaca ayat 78, dengan terbata bata karena air mata
sedikitpun tidak berhenti, sesak juga terus menjadi. Ayat demi ayat terus ku
baca, saat membaca ayat 214 : “am
hasibtum an tadkhuluu aljannata walammaa ya/tikum matsalu alladziina khalaw min
qablikum massat-humu alba/saau waaldhdharraau wazulziluu hattaa yaquula
alrrasuulu waalladziina aamanuu ma’ahu mataa nashru allaahi alaa inna nashra
allaahi qariibun” air mata ini bertambah deras dan terus menjadi-jadi, ko
bertanya dalam hati ada apa ini, dan tergerak hati untuk mentadaburi apa
artinya tidak menunggu lama langsung ku tadaburi arti ayat 214: “Yang artinya Apakah kamu mengira bahwa kamu
akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya
orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan
kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga
berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: “Bilakah datangnya
pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat”. Berhenti
sejenak untuk mengulang ulang membaca sambil air mata terus terurai, dan
terbersit pertanyaan dihati, ini jawabannya Ya Allah”. Wallahu A’lam. Bukannya armata
terhenti namun menjadi.
kulanjutkan
tilawah pada ayat berikutnya yaitu ayat ke 215. Sesampai ayat ke 225, air mata
mulai terhenti dan sesak terkurang. Saat tilawah memasuki ayat 249 dan masuk ke
ayat 252 air mata ini mengalir lagi tidak tau kenapa. Ku putuskan kembali untuk
mentadaburi apa arti yang terkandung di ayat 252: “Maka tatkala Thālūt membawa tentaranya, dia berkata, “Sesungguhnya
Allah akan menguji kamu dengan sebuah sungai. Maka barang siapa di antara kamu
meminum (airnya), dia bukanlah pengikutku. Dan barang siapa tidak meminumnya,
maka dia adalah pengikutku, kecuali menciduk seciduk dengan tangan. Kemudian
mereka meminumnya kecuali sebagian kecil di antara mereka. Ketika dia (Thālūt)
dan orang-orang yang beriman bersamanya menyeberangi sungai itu, mereka
berkata, “Kami tidak kuat lagi pada hari ini melawan Jālūt dan bala
tentaranya.” Mereka yang meyakini bahwa mereka akan menemui Allah berkata,
“Betapa banyak kelompok kecil mengalahkan kelompok besar dengan izin Allah.”
Dan Allah beserta orang-orang yang sabar.” Tidak ada yang tidak mungkin kalaulah
Allah yang menghendaki, walau seluruh penduduk bumi bersekutu untuk
menggagalkannya. Sabar dan pertolongan Allah deket mampu mendamakai rasa hati
untuk kali ini namun terbersit keraguan inikah jawabannya, maka aku lanjutkan
tilawah diayat ke 252.
Keraguan
itu mulai hilang setelah ku tadaburi Arti ayat terakir yang ku baca yaitu ayat 252 yang artinya “ayat-ayat Allah, Kami bacakan kepadamu
dengan benar dan engkau (Muhammad) adalah benar-benar seorang rasul.”
0 komentar:
Posting Komentar