Selasa, 13 Oktober 2015

HUJAN BOLEH BERLALU TAPI TETAP JEJAKNYA MEMBEKAS

Hujan boleh jadi berlalu tatapi jejaknya akan tetap ada walau hujannya sendiri telah tiada. Boleh jadi luka itu sirna tapi bekasnya selamana akan tetap ada. Seperti halna jikalau kita menulis diatas putih, Boleh jadi tulisan bisa dihapus tapi bekas tulisan selamanya tetap ada sampai kapanpun.

Mudah memang untuk mengotori dari pada membersihkan, mudah memang untuk membuat noda dari pada membersihkan noda. Begitu halnya Butuh waktu bertahun-tahun untuk menjaga dan menciptakan lingkungan yang bersih namun hanya butuh waktu satu detik untuk membuat semuanya berantakan.

Bekas tancapan paku memang bisa di tutup dengan cat tapi tetap bekasnya akan ada dan tidak dapat kembali seperti semula. walaupun terlihat seperti sama dan tidak ada beda dengan kondisi semula tapi tetap hal itu tidak akan bias membuat apa yang telah terjadi hilang tanpa meninggalkan bekas luka.

Mungkinkah bayi yang telah lahir dapat kembali kedalam kandungan, mungkinkah airmata yang telah jatuh bisa kembali ketempatnya semula dan mungkinkah anak yang tumbuh besar bisa kembali menjadi kecik? Bukankah itu yang mustahil bukan. Hidup ini maju bukan mundu. Akan selalu ada luka dan noda, akan selalu ada yang terluka dan yang membuat luka, dan selamanya rasa akan menjadi rasa walau apapun yang menimpa. Rasa selamanya akan menjadi rasa walau apapun yang mengiringa, baik suka atau duka, baik derita atau bahagia.

Hujan mungkin bisa berubah menjadi bencana yang menghancurkan namun begitu selamanya kita rindu akan datangnya hujan. Angin mungkin bisa berubah menjadi badai yang menghacurkan tetapi selamanya kita butuh angin untuk hidup. Air sewaktu-waktu bisa menjadi banjir yang menghanyutkan tetapi hadirnya selalu memberi makna pada hidup kita. Api memang bisa membuat segalanya menjadi abu tetapi sedikitpun kita tidak mampu untuk mendendam pada api yang telah membuat segalanya menjadi abu.

0 komentar:

Posting Komentar