Duhai Ukti … “namamukah yang tertulis di
lauh mahfuz sana sebagai jodoh yang dicipta Tuhan untuk ku?” , “engkaukah
yang akan menemani ku di sepanjang jalan menuju syurga? Kamukah yang
akan menemani ku di sisa usia yang Allah telah gariskan dan Apa dirimukah yang
akan melengkapkan separuh dari agama ku?” ini pertanyan yang selalu muncul
di benakku. aku tidak tahu apa
jawabannya dan kamupun juga pasti tidak tahu. Namun begitu kita pasti sama-sama
tahu bahwa jawaban dari pertanyaan ini ada pada ALLAH, dan bukan dihati ku atau
hatimu. Jiak kamu tercipta bukan untuk ku, haruskah aku marah kepada
ALLAH, tentu tidak dari NYA kita berasal dan kepada NYA kita akan kembali. jika
itu akan membuat kita terluka maka tempat untuk mengembalikan semua rasa pasti
kepada pemilik cinta, dariNYA cinta berasal dan akan kembali juga
padaNYA .
Tahukah, hati ini gelisah memikirkan
kamu, takut kehilangan kamu, terbayang betapa beratnya ketika kamu
tiada, menjalani hari-hari tanpa sms darimu, melewati waktu tanpa kabar
dari mu, tak ada lagi canda dan nasehat yang kerap hadir di perbincangan ini,
tak ada lagi yang akan menanyakan apakah saya sehat hari ini, sudah shalat
tepat pada waktunya. Susah rasanya kamu juga pasti merasakan hal yang sama.
Namun diatas ketakutan itu semua, akupun sadar
bahwa rasa ini datang pada waktu yang belum tepat dan ada yang belum
mengizinkan untuk hadir. kita juga pasti telah paham bahwa ketakutan kita
kepada ALLAH lebih diatas segalanya, kita pasti takut DIA murka karena kita
menikmati yang bukan hak kita, takut murka ALLAH karena segala pikiran ini
telah di isi dengan bayangan kamu yang bagai hantu mengikuti ku kemanapun aku
pergi sealalu ada kamu, padahal pikiran ini titipan ALLAH yang
harus kita pertanggungjawabkan.
Susah memang, semakin kuat kucoba
meletakkanmu pada tempatnya dan pada posisi seharusnya maka semakin kuat juga
datang dan melekat di ingatan. Aku sadar aku bukanlah tuhan yang bisa dengan
mudah menghapus apa yang hadir, karenanya rasa ini berasalah dari NYA maka ku
kembalikan padanya untuk memberikan ketetapan.
Sungguh ALLAH tidak akan pernah menyia-yiakan
pengorbanan kita bila kita tinggalkan semua ini karena ALLAH, yakinlah
akan hadir sesuatu yang indah di hari akhir nanti, ketika kita
mengejar akhirat maka dunia akan mengikuti “Dan sesungguhnya hari
kemudian itu lebih baik bagimu daripada yang sekarang (permulaan). Dan kelak
TUHANmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, lalu (hati) kamu menjadi
[[ikhlas] puas” (QS. Ad-Dhuhaa [93]: 4-5) :)
Kini ku kan selalu berusaha untuk meletakkan mu
pada posisinya karena ALLAH, aku kembalikan kamu kepada pemilikmu, aku titipkan wanita terbaik yang pernah hadir
dalam hidup ku ini kembali kepada pemilik sesungguhnya, yaitu ALLAH.
Sesungguhnya kita harus bertawakkal kepada ALLAH bukan? iya
bertawakal kepada ALLAH, TUHAN ku dan TUHAN mu bukan kepada manusia, itu yang
masih aku ingat dari pesan mu.
Usahlah menangis, usahlah bersedih atas apa-apa
yang minimpa. jika benar aku tercipta untukmu dan kamu tercipta
untukku maka tiada ada yang dapat menghalanginya atau memisahkan akarena jodoh tak akan pernah tertukat “Bukankah
itu juga yang selalu menjadi keyakinan kita”? Namun mari kita berdoa
pada ALLAH semoga kita berdua diberi kekuatan untuk berjalan seperti sebelum
kita bertemu sampai ketetapan Allah tiba, mari kita mohon pada NYA dengan penuh
pengharapan, semoga ada kebaikan disana.
Ketika lemah menyapa diri, mohonlah kekuatan
dari-NYA, kamu adalah intan pilihan, mutiara pilihan ALLAH, kamu terlahir
sebagi wanita istimewa yang pernah terlahir kedunia karenanya jagalah kilaumu
jangan biarkan cinta merusaknya, aku berdoa untuk mu, selalu. Mari
Sekarang kita berlari mencari cinta ALLAH, berlomba lomba berbuat kebaikan agar
dimata ALLAH kita pas untuk dipasangkan, jika saatnya tiba semua halal untuk
kita, ini adalah hasil dari upaya kita mengejar cinta ALLAH :), dan kalau pun tidak semoga engkau menjadi mutiara hati yang
tak tergantikan untuk manusia yang lebih sempurna yang ALLAH ciptakan untuk
mendampingi Mu.
Ya Robbi, Rasa ini milikmu
dan dari MU juga datangnya, Engkau yang menjaganya tetap ada dan selalu ada
pada diri ini maka ku kembalikan semua pada Mu. Semoga ada kebaikan Atas
apa-apa yang engkau tetapkan dan ada kebaikan atas apa-apa yang telah Engkau
rencanakan untuk ku. Aku Yakin tidak akan ada sesuatu hal tercipta tanpa
rencana dan tidak ada sesuatu hal hadir tanpa tujuan yang baik. “Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi
dan apa yang ada antara keduanya dengan bermain-main. Kami tidak menciptakan
keduanya kecuali dengan Haq, tetapi kebanyak mereka tidak mengetahui”. (Surat
44 : 38-39). Ya Robbi kalaulah ia tercipta untuk ku jagalah ia sampai
waktunya tiba dan jika dia tercipta bukan untuk ku maka jagalah selalu sampai
orang yang lebih baik dari ku hadir untuk menemani dia di sepanjang usianya.