Rabu, 08 Oktober 2014

Buka mata, dan berkacalah.


Sering kita lupa, betapa beruntungnya kita. kita masih mempunyai orang tua yang mengasihi kita, yang mencintai kita tanpa syarat, yang bekerja untuk memenuhi kebutuhan kita. kita juga masih memiliki keluarga yang selalu berusaha memberikan pendidikan terbaik untuk kita. 

Bukankah Kita masih mempunyai saudara yang memperhatikan kita, saudara yang bisa menjadi tempat berbagi cerita baik suka dan duka. Juga kita msih memiliki guru/dosen yang masih mau membagikan ilmunya kepada kita. Kita masih lebih beruntung bukan.

Kalau begitu masih pantaskah kita mengatakan bahwa kita tidak beruntung disaat banyak orang diluar sana yang hidup sebatang kara, tanpa keluarga, tanpa ada juga tempat untuk membagi cerita.
sering juga kita meresa sedih saat kita tidak bisa memiliki jam tangan yang kita idamkan, sekarang coba buka mata dan lihat di luar sana, banyak orang yang tidak memiliki tangan. Coba tanyakan pada hati kita masih pantaskah kita bersedih??

Coba Tanyakan pada diri ini, pantaskah kita berduka saat kita tidak bisa membeli kacamata yang kita suka dan lihat diluarsana ada banyak orang yang tak punya mata.

Pantaskah kita mengeluh pekerjaan kita membosankan, gajinya kecil padahal tanggung jawabnya besar, atasan kita menyebalkan, dst, dst. Kita lupa bahwa masih banyak saudara kita yang menganggur di luar sana. Kita membuang-buang makanan (karena mengambil terlalu banyak, tidak disimpan dengan baik sehingga menjadi rusak/busuk, dsb) sementara ribuan orang di negeri ini tidak mampu makan dengan layak.

Pantaskah kita iri dengan tetangga atau teman kita karena rumah mereka lebih bagus dan lebih nyaman dibandingkan rumah kita. kita sering juga tidak bersyukur bahwa kita punya tempat untuk beristirahat dengan nyaman setelah beraktivitas seharian diwaktu banyak orang diluar sana tinggal di kolong jembatan.

Bukankah kita jauh lebih beruntung dibandingkan mereka terus kenapa kita masih merasa paling memderita dan masih merasa enggan untuk bersyukur diwaktu banyak orang memimpikan hidup seperti hidup yang kita jalani.

0 komentar:

Posting Komentar